Salah Ekspektasi !


Gue keterima kerja di tempat yang nggak sesuai banget sama ekspektasi. Semua berawal ketika gue yang sudah nganggur selama satu bulan ditawarin om gue untuk kerja dicafe temen dari temennya ( the power of channel dalem ).

" Jar, kamu mau nggak kerja di cafe ? " Tanya om Eko via telpon.

" Kerja jadi apa om ? " Jawab gue yang lagi main twitter di leptop.

" Jadi desainer sama bagian promo di sosmed, soalnya cafenya baru mau opening tanggal lima nanti ".

Wah, posisi kerja yang sama dengan pekerjaan terakhir gue, tapi bedanya kemarin gue jadi desainer dan promo di sosmed tentang konveksi. Kayaknya gue bisa kerja di posisi ini lagi walaupun cafe.

" Gimana Jar, mau nggak ? " om Eko membuyarkan lamunan.

" Mau om... mau ".

" Ya udah, kamu siapin cv nya nanti kamu temuin kawan om.. om Wawan, tau kan ? "

" Oh iya, om Wawan " Gue inget om Wawan, karena pas lebaran gue sempet ikut om Eko kerumahnya, kue lebarannya enak banget " Fajar bisa ketemu om Wawannya dimana ? "

" Nanti om kasih tau om Wawan untuk ngehubungin kamu ".

Setelah percakapan itu, gue langsung mandi dan nyiapin berkas - berkas untuk lamaran kerja. Akhirnya coy..., gue kerja lagi ~

Gue pergi ke warnet, untuk ngeprint lamaran kerja. Sesampainya di warnet, gue parkir motor diantara sepeda - sepeda yang berjejer berantakan. gue liat disana banyak sekali anak SMP yang lagi main game dan ibu - ibu warnet yang sedang melayani orang ngeprint.

" Mau ngeprint apa dek ? " Tanya ibu - ibu warnet.

" Lamaran bu "

" Bukan.. maksudnya ngeprint tinta warna atau hitam putih ", si ibu mulai ambigu.

" Hitam putih "

" Berapa lembar ?? ", Emang biasanya lamaran kerja berapa lembar sih ??

" Ya dek... " si ibu membuyarkan lamunan gue " jadi ngeprint berapa lembar ? "

" 280 Halaman bu, biar kayak novel ! "

" Ah, si adek becanda aja "

" Hahaha, gimana bu, lucu nggak ? "

" Maaf ya dek, tapi becanda sama ngelucu beda "

Kemudian gue nyolokin flashdisk ke mata kayak srimulat.
Entah selera humor ibu itu yang ketinggian, atau guenya yang kerendahan. Yang pasti setelah ngeprint dan dapet informasi dari om Wawan tentang dimana lokasi cafenya, gue langsung berangkat.

Ditengah perjalanan gue sempet bingung lokasinya dimana. Karena gue ga terlalu paham daerah Simpang Patal. Agar bingung ini nggak berlarut, gue nelpon om Wawan.

" Om, kafenya dimana ya ? ". Tanya gue setelah menyelipkan hape di helm.

" Kamu emang udah sampe mana ? "

" Di sekolah Kusuma Bangsa om "

" Oh, kamu kejauhan, mundur lagi.. setelah underpass nanti ada halte, nah kafenya dibelakang halte ".

Sial, harusnya gue nelpon setelah underpass, jadi nggak repot untuk muter karena jauh banget muternya. Tapi apa daya, nasi telah menjadi bubur. Oh, Fajar.. sekeji itu mengeluh hanya karena tempat muter yang jauh.

" Di belakang halte ", gumam gue dalam hati.

Gue punya firasat kalo cafe tempat gue kerja nanti adalah ruko dua lantai yang banyak sarang laba - laba dan etalase berdebu nih, sampe butuh tim promosi untuk ngeramein cafe. NAMUN, setelah dilihat, ternyata cafenya keren abiessss...


( Bingen Cafe & Resto )

Ekspektasi gue salah, kayaknya gue bakal betah nih kerja di cafe model begini. Gue bisa kerja dengan tempat kerja yang keren, gue bisa nongkrong sambil kerja, gue bisa ngopi sepuasnya hanya dengan ngelobby mas barista, gue bisa nulis dan ngeblog dengan nuansa keren setiap hari, gue bisa stand up comedy di tempat kerja.. WAH, LENGKAP !

Ini taman kerja, belajar, dan bermain yang liarbiasa sekali.
Buat kalian yang tinggal di Palembang cobain deh kesini. Tapi... openingnya baru tanggal 5 ya. Jadi untuk sekarang, cuma gue dan kawan - kawan tim cafe yang bisa menikmati nuansa taman ini. HUAHAAHAHA.

Akankah ekspektasi tentang keseruan taman baru ini terus berlanjut ?
Blogwalking terus di blog kesayang kita semua ini dan temukan jawabannya...

Bersambung.... ( gaya sok asik paling setan )

Nb : Setelah sampai cafe, gue langsung ketemu om Wawan dan owner dari Bingen Cafe untuk ngebahas tentang desk job, salary, dan lainnya. kemudian ..

DEAL,

gue jadi tim promosi di Bingen Cafe.
Alhamdulillah

Nggak Ada Artinya ?


Pertengahan tahun 2015, gue untuk pertama kalinya nongkrong di KFC dari malem sampe PAGI.
Semua berawal ketika gue tau kegiatan kak Vanto ( nama samaran ) yang sering banget download bokep di KFC. Katanya koneksi internetnya kenceng disana.

Eniwey, ini gue nggak apa ya nyebut KFC, toh juga yang error orangnya bukan tempatnya.

Gue kagum banget sama kak Vanto yang tau semua jenis bokep yang ada di Internet. Dia sering ngejelasin ke gue kalo jenis bokep yang pemainnya orang kulit hitam itu namanya ****, atau ngejelasin jenis bokep yang mainnya ibu - ibu namanya ****.  Dan masih banyak yang lainnya.

Gue bukan penggemar bokep. Gue juga bukan penggemar anime yang nyimpen video sampe hardisk penuh. Yah, walaupun gue nonton sekali - sekali, hehe. Tapi niat gue untuk ikutan kak Vanto nongkrong di KFC sampe pagi adalah karena gue penasaran, gimana sih rasanya nongkrong sampe pagi ?

Jadi hari itu, sekitar jam sepuluh malem gue mulai ekspedisi di KFC bareng kak Vanto dan Supri.
Keadaan masih ramai, kami memilih meja pojok di halaman KFC. Biar bisa ngecarge.
Kami pun memesan minuman seadanya, kemudian mulai menghidupkan leptop masing - masing. sementara kak Supri mulai ngerokok.

" Kakak mulai download bokep ya ? " tanya gue langsung ke kak Vanto.

" Nggak lah ! lagian nggak download bokep terus juga kesini, lebih sering download film "

" Film bokep ? "

" Film biasa ". Jawab kak Vanto sambil mengikat rambut panjang sebahunya.

Kami pun terus ngobrol dengan asiknya, mulai dari ngomongin pengunjung yang dateng, masalah pribadi, sampe ngomongin masalah cewek.

Gue paling seneng kalo udah sampe ngomongin cewek, karena gue punya hobby aneh yaitu wawancara orang tentang " cewek ", mulai dari cara pedekate sampe hal - hal apa yang disukain cewek. Menggelikan sekali hobby gue. Tapi gue selalu begitu setiap gue mulai akrab sama orang.

Ketika kami sedang asik - asiknya ngobrol tentang kenapa cewek nggak suka pake iket pinggang haji pas ngedate. Tiba - tiba ada cewek yang lagi mabok turun dari taksi bersama teman ceweknya. Mereka berdua menggunakan pakaian yang sangat seksi sekali.

Kedua cewek itu pun masuk ke ruangan KFC dibantu oleh security.
Gue, kak Vanto dan Supri pun seakan ga peduli, padahal daritadi ngelirik - ngelirik,

" Kalo tengah malem mah sering begitu Jar " Kata kak Vanto.

" Serius ? Orang mabok begitu sering ke KFC ?? Mereka nggak tau puskesmas apa ?? " Gue heran.

" Puskesmas kan kalo malem tutup Jar, lagian cewek - cewek kayak mereka mana mau ke puskesmas "

" Kenapa emang ? " tanya gue.

" Males ngantri nya ".

Gue lanjut ngeliat kedua cewek itu yang keliatannya mau muntah. Pengen rasanya gue kenalin kedua cewek itu sama kak Vanto kayak " Mbak, daripada kalian mabok mending kalian ikut saya sama kak Vanto download, kalian mau pake baju seksi juga bisa kok download bokep ". Namun sayangnya gue nggak berani.

" Bahkan pernah Jar " lanjut kak Vanto " ada cewek mabok trus dia tiduran di wc cowok sambil ngangkang - ngangkang. "

" Serius ? "

" Iya, dia pake rok lagi ". Kak Vanto mulai mesum.

Karena gue nggak mau obrolan semakin mengot. Gue pun kembali ngajak kak Vanto ngebahas tentang cewek.

Suatu kebanggaan untuk gue bisa ngobrol tentang cewek sama orang introvert kayak kak Vanto. Saking introvertnya, dia nggak pernah pedekate duluan sama cewek. Perlu diketahui tampang kak Vanto itu biasa aja, menangnya dia cuma ada lesung pipi. Tapi gue heran kok bisa orang pendiem dan hobby download bokep kayak kak Vanto ini disenengin sama cewek - cewek. Supri sebagai teman lama kak Vanto pun mengiyakan bahwa kak Vanto sering dikejer - kejer cewek. Bahkan kak Vanto pernah cerita kalo dia pernah pacaran sama cewek, tapi ceweknya yang pedekate, ceweknya yang nembak, dan selama tiga tahun ceweknya terus yang chat duluan. BUSET !

Apa RAHASIANYA ??

Kak Vanto pun menjelaskan bahwa kesan petama adalah hal yang sangat penting, dan jangan terlalu keliatan kalo kita tuh suka sama doi. biasa aja.

Masih banyak hal yang diceritain sama kak Vanto tentang cewek. Gue terus menyimak sambil mendengar lagu Danilla - Ada Disana dengan satu headset ditelinga kiri. Sampe nggak kerasa adzan subuh pun terdengar. Gue izin sholat subuh dulu. Setelahnya gue pun melanjutkan lagi obrolan sampai pagi lalu pulang.

Gue pikir begadang nggak jelas itu ada artinya lho, asal jangan sering - sering. Kayak malem itu. Gue rasa, gue dapet pelajaran banyak, dari obrolan, dari nuansa yang didapat. Gue pun nerapin apa yang gue pelajari dari kak Vanto ke gebetan gue, walaupun nggak berhasil. hahaha
Tapi yang pasti, belajar sambil bermain itu adalah hal yang paling menyenangkan.

Goda Gado Pertama


Gue baru sembuh dari sakit demam, katanya sih gejala typus. tapi gue mencoba untuk cepat sembuh. karena gue nggak mau sakit typus untuk kedua kalinya. Nggak enak coy ! banyak pantangannya, ga boleh ini, ga boleh itu, nggak boleh makan santan, gorengan, belimbing sayur, banyak deh.

Tapi akhirnya gue sembuh setelah gue dikerokin dan minum obat SARIDON. Mama gue emang canggih banget, gejala typus dikasih saridon, tapi alhamdulillahnya sembuh lho...

Gue pun sekarang bisa ngeblog lagi

Sebenernya banyak yang mau gue ceritain di blog ini, seperti hal yang bener - bener gue resahkan tapi sangat sensitif untuk diumbar. Karena gue pengen banget TOTAL cerita di blog. Kayak Raditya Dika yang total cerita tentang ceweknya, tentang hal - hal memalukan tapi lucu kalo dibaca. Gue pengen itu, tapi gue belum ada keberanian untuk sefrontal itu. Semoga gue secepatnya bisa total *Mutusin Urat Malu Gaya Mutusin Kabel Bom*

Dan kelanjutan tentang mama gue yang mulai ngeblog gara - gara terinspirasi sama travelling blogger kemaren ( baca disini ). Tadi siang mama nonton acara di tv yang bintang tamunya Ria Ricis. Dan sambil menonton acara tersebut, mama nanya ke gue.

" Jar, endorse itu apa ya ? "

Buset, gue tau dia mau ngeblog aja udah absurd banget, apalagi misalnya mama juga terinspirasi untuk di endorse. ga kebayang kalo mama di endorse sama jogger pant lengkap dengan pomade nya. buseeetttt....

tapi untungnya mama cuma nanya dan nggak ngerti, jadi dia ga terinspirasi untuk di endorse.

Sorenya, gue, adek dan mama nonton tv.
Lalu ada tetangga yang ngasih oleh - oleh dari Surabaya. Senangnya dapet kunyahan sore hari.

" Makanan apa ma ? " Tanya Annisa adek gue.

" Nggak tau nih .. " Jawab mama kemudian memberikan bungkusan oleh - oleh ke Annisa lalu lanjut nonton tv.

Annisa kemudian memeriksa makanan apa yang diberikan.

Kue pertama.. Kue kelapa yang lebih mirip kayak kue pancong. " Enak nih kayaknya " kata Annisa.

Kue kedua... Anissa mengerutkan dahi sambil memegang kue berikutnya. Kemudian Annisa mengendus bau kue tersebut " Emhhh... kok bau pesing ya ??! ".

" Mana ? " mama penasaran dan ikut mencium kue " iya yah .. ".

Gue yang ikut kepo pun nggak mau kalah. " iya bau pesing gini .... ".

Dalem hati gue, siapa nih yang dengan kejinya ngencingin makanan ?? bentuknya kayak resoles tapi lebih gede. DAN BAU PESING !

Mama yang begitu penasaran menjadi orang pertama mencoba rasa kue tersebut.
Dengan santainya mama makan kue itu.
Gue dan Annisa nunggu reaksi mama.
Mama masih terus mengunyah sambil meresapi rasa. " Enak kok " lanjut mama.

Annisa pun ikut penasaran. Kemudian mencoba kue yang sudah dipotong dengan sendok.
Gue dan Mama nunggu reaksi Annisa

Annisa mau muntah ! " PESING BANGETTT ! "

Kami semua pun tertawa. Gila, siapa sih tega ngasih aroma kencing di kue, emang dia nggak tau ada yang namanya selai ?? dan dari situ gue belajar, ternyata makan bukan cuma harus enak untuk dimakan dan indah untuk dilihat. Tapi juga harus sedap untuk dicium. Kayaknya chief Juna harus nyobain nih kue, biar dia punya komentar lain kayak " MAKANAN KAMU INI BAU KENCING ! ".

" Kamu mau nyoba Jar ? " Tanya mama.

Gue pun menggeleng kemudian melanjutkan nonton tv.


Mama Gue Ngeblog !

Mama gue sekarang ngeblog ! gila, bagi gue ini serem banget, lebih serem dari mati lampu pas boker atau lebih serem dari cowok yang takut digrebek sama tim Nyatakan Putus pas lagi adu ayam sama selingkuhan.

Ini semua berawal dari mama yang nonton acara tv tentang hari blogger nasional. Di acara itu dibahas tentang traveller blogger yang dibayar untuk setiap kunjungan ke suatu tempat wisata..

" Jar, kok orang itu bisa dapet duit dari jalan - jalan dan nulis blog aja ? " Tanya mama sambil duduk bersila didepan tv.

" Ya itu dia dibayar karena dia bantu promosi di blog nya " Jawab gue sesederhana mungkin.

" Kalo gitu mama mau ngeblog juga Jar, biar mama bisa dapet duit dari nulis artikel doang "

" Tapi nggak segampang itu ma dapet duit dari blog " Jawab gue.

" Nggak gampang gimana emang ? "

" Ya mereka yang dapet duit dari blog itu udah ngeblog dari lama, kalo awal - awal ya harus promosi dulu ".

" Promosi gimana ? kayak door to door itu bukan ? "

" Bukan ma... ".

" Terus gimana ? "

" Pokoknya susah deh ", jawab gue pengen secepatnya meyakinkan kalo ngeblog itu susah.

Mungkin gue terlalu jahat sebagai anak karena melarang orangtua untuk ngeblog. tapi gue takut kalo mama ngeblog, dia bakal ngeliat blog gue ini yang isinya ga jelas. dan itu bakal awkward banget. Soalnya gue tuh dirumah dikenal orang yang bener - bener pendiem. Gimana kalo misalnya mama ngebaca postingan gue tentang cewek, kayak " Gue lagi suka sama cewek nih, tapi TAInya ! dia ga mau kenalan sama gue "

Trus mama bakal nanya

" Nak, mama tadi baca blog kamu, kamu ngapain mau kenalan sama tai cewek ? "

" Hah ? tai cewek ?? "

" Itu.. " Mama nunjuk kalimat di postingan gue " Gue lagi suka sama cewek .. tapi TAI nya ... Kamu mau kenalan sama tai ? "

" Bukan gitu maksudnya ma, maksudnya tuh aku suka sama cewek tapi dia nggak mau kenalan sama aku "

" Oh.. jadi maksudnya tai cewek itu mau kenalan sama kamu ? "

Anjir, itu nggak asik banget. makanya gue sebisa mungkin untuk menghalangi mama ngeblog. Tapi sepertinya mama sangat bersikeras untuk minta ajarin gue ngeblog.
karena gue nggak punya daya untuk melawan jadi gue pun mengikuti. selamat tinggal image diri terhormatku.

" Mama mau ngeblog tentang apa ? " tanya gue sambil bersiap buat blog baru.

" Tentang masakan aja, mama banyak resep - resep masakan "

" Tapi nggak boleh copas ya ma "

" Iya, tenang aja ".

Gue pun membuatkan blog tersebut.

" Eh Jar, tapi kayaknya mama mau ngeblog tentang dakwah aja deh "

....

Gue pun membuat blog untuk yang kedua kali.

Setelah blognya jadi, mama mulai mencari referensi dakwah dari buku - buku lamanya. Setelah mendapatkan apa yang ingin mama bahas, mama pun mulai mengetik setelah memasang kacamata plusnya.

Setengah jam kemudian.

" Jar, mama pusing kelamaan liat monitor.. coba kamu baca dulu deh tulisan mama, ada yang kurang ga ? "

Mama pun beranjak dari kursi kemudian gue mencoba membaca tulisan apa yang sudah mama buat.
Setelah gue baca, ternyata mama sudah menulis tiga paragraf. Sungguh banyak.

" Gimana jar ? "

" Ada beberapa pemborosan kata ma, tapi nanti Fajar benerin ".

Eniwey, mama dulu adalah guru B.Indo di SMP dan SMA ketika gue tinggal di Bandar Lampung. Tapi sekarang mama udah nggak ngajar lagi dan pilihan terluarbiasanya sekarang adalah ngeblog !

" Jar, nanti lagi deh mama lanjutin.. mama pusing lama - lama ngeliat monitor ".

Gue pun kembali mengambil alih kendali internet.

" Kalo nggak " Lanjut mama sambil memasukkan kacamatanya kedalam kotak " Kamu aja Jar yang ngelanjutin blog mama, daripada kamu buka twitter terus daritadi ".

" Itu mah sama aja Fajar yang ngeblog ma .. "

" Daripada kamu twitteran, kan kamu udah dari lama ngeblog, dari kapan kamu ngeblog ? mama lupa "

" Dari tahun 2011 ma "

" Tuh, masa iya dari tahun 2011 kamu ngeblog tapi nggak pernah dapet duit dari blog ".

Gue pun terenyuh. Bener juga kata mama, gue empat tahun ngeblog tapi belom pernah dapet penghasilan dari blog kecuali dari kompetisi. Mungkin ini saatnya gue harus bener - bener fokus ngeblog, apalagi mama udah bener - bener ngedukung gue untuk ngeblog. Gue bakal ngebuktiin gue bakal buat blog yang bisa menghasilkan uang.

" Oh iya Jar, kalo mama udah buat postingan, kapan mama bisa dapet duit ? "

" Ma.. nggak segampang itu ..  "

Orang Dalem Yang Memperaneh !

Waktu itu malem, gue bener - bener capek abis pulang kerja trus langsung main kerumah temen kemudian pulang sekitar jam sebelas malam. Dan jarak dari rumah temen gue sampe rumah itu lumayan jauh, bisa satu setengah jam perjalanan. Keadaan Palembang saat itu benar - benar banyak asap, dan dengan asap yang sangat tebal itu gue cuma pake masker lima ribuan yang dibuat dari kain baju dan hoodie hitam lusuh penuh debu. penampilan pekerja kere banget.

Gue sudah mulai dekat dengan rumah. Hanya tinggal sekitar seratus meter lagi mungkin. Gue merasa lega. terlebih gue udah nggak sabar untuk istirahat dan meninggalkan asap yang bikin perih mata,

Namun ketika gue memasuki jalan besar terakhir sebelum menuju gang rumah, gue melihat keramaian orang - orang di tepi jalan. Kecelakaan kah ?
Dengan sedikit cemas gue mendekati gebetan gue, eh, salah, dengan sedikit cemas gue mendekati kerumunan tersebut, berniat untuk tidak peduli dan terus melaju karena gue udah bener - bener ngantuk.

Namun, ketika gue sampai di kerumunan, ternyata RAZIA !
Keadaan sangat ramai, banyak sekali kendaraan bermotor yang terkena razia. Disana pun terdapat dua mobil polisi.


Gue disetopin polisi.
Gue pun menepi.
Dengan lesu gue parkir motor gue bersama puluhan motor yang dijajarkan di depan halaman kosong entah milik siapa.

" Iya pak ? " Jawab gue lesu

" Tolong STNK dan SIM kamu " Ujar polisi.

Gue udah pasrah, karena gue belom punya SIM C, jadi gue bener - bener pasrah. Gue cek dompet gue di kantong celana belakang, paling nggak gue ada STNK dan struk parkir mall.

ASTAGA !
setelah gue cek kantong gue, dompet gue nggak ada. Pak Polisi mulai curiga.

" Bentar pak " gue mencoba menenangkan pak Polisi, padahal gue yang sedang nggak tenang.

Gue cek tas gue yang isinya hape teman gue, hape gue, tab kantor yang bercasing hello kitty. Pak Polisi yang melihat isi tas gue berkata.

" Dari mana dek ? kerja kelompok ya ? "

What ? darimana Polisi bermasker ini menyimpulkan kalo gue abis pulang dari kerja kelompok ? kerja kelompok mana yang hanya menggunakan hape dan tab bercasing hallo kitty ??

" Waduh pak " Lanjut gue setelah mencek isi tas " Dompet saya ketinggalan pak ".

Setelah mendengar itu, pak Polisi meninggalkan gue dan pergi ke kawanan teman - teman polisinya.
Gue yang nggak bisa mikir lagi karena ngantuk cuma bisa duduk diatas sepsiteng di tepi jalan sambil memegang helm.
Gue hanya bisa diam, memegang lebih erat helm yang gue pegang. sembari menunggu apa yang akan dilakukan pak polisi terhadap gue dan motor kesayangan. Gue liat di sekeliling, banyak orang - orang yang kena tilang sibuk menelpon. Mungkin mereka menelpon orang - orang yang menurut mereka bisa membantu untuk melepaskan mereka dari razia ini secepatnya. Tak lama ada orang yang buat gue harus nahan ketawa malem - malem.

" Pak " ujar seorang pria paruh baya sambil memegang handpone dan mendekati seorang polisi " ini ada saudara saya mau ngomong ".

" Untuk apa saudara kamu ngomong sama saya, ngomong lah sendiri, itukan saudara kamu ". ujar pak Polisi tak peduli.

Ada - ada aja. Namun gue terus memasang wajah lesu yang memang ga dibuat - buat. Di samping gue ada anak laki - laki  dari SMA sekolah ternama di Palembang. Kenapa gue tau ? karena dia pake jaket sekolahnya.

" Pulang kemana coy ? " Tanya gue ke adek itu karena gue kasian, dia cuma diem dari tadi nemenin gue duduk diatas sepsiteng.

" Jauh kak, di daerah ***** "

" Hmm, punya SIM ? " tanya gue lagi.

" Punya " Jawabnya lantang.

" STNK ? "

" Punya "

" Tapi nggak pake helm ? "

Dia menggeleng tanda nggak bawa.

Karena gue ngantuk dan dia pun ngejawab pertanyaan gue dengan sekedarnya, gue pun nggak melanjutkan percakapan.

Setengah jam kami nunggu. Kemudian para polisi pun membawa motor kami begitu saja. Tanpa sepatah katapun dan surat apapun. Adek disamping gue terus melongo nggak tau apa yang terjadi dan nggak tau apa yang harus dilakukan.

Namun sebelum motor gue dibawa serentak entah kemana, gue sempet nanya ke polisi yang bawa motor gue.

" Pak, motor saya mau dibawa kemana ? "

" Ke polsek ****, besok pagi jam sepuluh kamu kesana ya " Jawab si polisi.

Gue yang ngantuk dan terus memegang helm hanya bisa mengangguk. Sementara adek disebelah gue tetep melongo dengan mulut menganga.

" Gimana kak ? " Tanya adek temen satu sepsiteng gue tadi.

" Besok kita ke polsek jam sepuluh ".

Dia kemudian kembali diam melongo.
Gue cukup kasian sama adek ini, soalnya rumahnya jauh dari sini. dan gue liat dia dari tadi nggak megang hape.

" Trus lo gimana dek ? "

" Nggak tau kak " jawabnya masih pelanga - pelongo.

" Ada hape nggak mau nelpon keluarga ? "

Kemudian dia menunjukan hapenya " Abis batre kak, yah kita urus masing - masing aja deh kak "

Yah, bocah bego. Gue ceritanya mau nolongin minjemin hape bungkus hello kitty malah nggak mau. Karena dia bilang begitu, rasa iba gue pun hilang.

" Ya udah, gue pulang ya, rumah gue deket jadi bisa jalan kaki "

" Iya kak " jawabnya masih sambil melongo.

Gue pun meninggalkan adek itu dan longoannya yang nggak putus - putus. Gue terus berjalan di kegelapan karena lampu jalan yang mati. Gue yang mulai pegel terus memegang helm pun memakai helm gue. Sempet dikatain anak SMP yang bonceng tiga ketika mereka lewat " Liat, kakak itu pake helm tapi nggak ada motornya " kemudian mereka meninggalkan gue meninggalkan suara yang berbayang.

Ah, kresek !

Gue pun pulang, dan tidur setelah emak gue ngomel karena motor gue ditilang.

----------------------

Keesokan harinya, sebelum gue bangun, tiba - tiba emak gue ngebangunin dan bilang.
" Nih, telpon dari om Pik ".

Dengan setengah sadar gue pun menelpon om gue.

" Kenapa om ? "

" Semalem ditilang ? Ada surat tilangnya ga ? "

" Iya dan ga ada om " jawab gue yang alhamdulillah nggak ngawur.

" Ya udah bentar lagi om jemput kamu, trus kita ke polsek ngambil motor kamu " kata om gue.

" Hngggg... " jawab gue yang artinya iya.

Jam sembilan pagi, gue udah mandi dan udah siap dijemput. Perlu diketahui om gue bukan polisi atau orang penting di kepolisian, tapi dia punya kawan akrab yang jadi polisi di polsek deket rumah. Itulah alasan kenapa emak gue nelpon om gue untuk minta bantuan, biar nggak keluar duit. Sebenernya gue paling males pake bantuan orang dalem. Toh kalo misalnya gue harus ngurus sendiri pun gue nggak masalah.

Eniwey, perihal dompet gue yang tertinggal. Ternyata dompet gue nggak ketinggalan tapi ada didalam jok motor. GUE LUPA

Tak lama om gue pun datang. Dan kami langsung ke polsek.
Sesampainya di polsek, om gue nelpon temennya yang polisi itu.

" Coy dimana ? aku di polsek nih ? "

" Wah, aku dinas malem coy, kau bilang aja sama temen aku nanti kalo kau dari aku, oke ? "

Wow, luarbiasa, orang biasa yang pake orang dalem berchannel orang dalem.

" Oh iya " lanjut om gue di telponnya " Ini perlu bayar nggak ? "

" Paling kasih duit rokok aja "

" Berapa ? " Tanya om gue ke temennya.

" Lima puluh ribu aja "

" Nggak seratus ribu aja ? "

Apah ?! gue masih nggak percaya apa yang barusan gue denger.

" Nggak usah " kata temen om gue di telpon " lima puluh ribu aja "

" Seratus ribu aja lah ya ? "

" Ya sudah, kalo mau kau kayak gitu ".

Ini om gue kebanyakan duit atau gimana ya, gue cuma bisa geleng kepala. Oh! atau mungkin om gue cuma bawa duit seratus ribuan. Dengan insting gue ini, gue menawarkan ke om gue.

" Om, Fajar ada kok uang tukeran lima puluh ribuan dua "

Kemudian gue ngasih uang gue lima puluh ribuan dua, tapi yang diambil om gue cuma lima puluh ribu !

Lah, kayaknya ini bukan tuker duit nih ! ini ngambil duit gue ?!!

Setelah siap semuanya, kami pun masuk keruangan yang sudah disediakan. Kami duduk di tempat tamu. mengantri dengan orang - orang yang mau ngambil motor juga, namun nggak ada adek planga - plongo semalam. Mungkin dia udah ketelen sepsiteng, gue nggak tau.

Gue lihat seorang bapak yang ngambil motor anaknya sendirian, kemudian memberikan ke polisi lima puluh ribu. dan ia pun mendapatkan motornya.

Sekarang giliran gue dan om gue
Kami berhadapan dengan polisi wanita, kemudian om gue mencoba menjelaskan kejadian yang terjadi semalam, padahal om gue nggak tau apa yang terjadi semalem.

" Jadi gini bu, ponakan saya kemaren sepertinya gugup ketika ditilang sampe dia lupa kalo dompetnya ternyata didalam jok "

Kisprey Saset.. BUSET ! ( pantun jenaka ) sotoy  banget om gue bilang gue gugup, tapi iyain aja deh biar cepet.

Setelah berbincang dengan polwan tersebut. Om gue melakukan hal yang tak terduga.

NGASIH POLWAN ITU SERATUS RIBU !

buset ! ngapain gue ngajak tukeran duit, itu duit gue tuh lima puluh ribu ! mana lagi seret lagi...

Gue kira ngajak orang dalem bisa nyelesain masalah dengan cepet, eh nggak taunya malah memperparah. bukan memperparah sebenernya, tapi, MEMPERANEH !

Dan karena kejadian ini gue makin nggak percaya sama kekuatan orang dalem.

Lupa Namanya Tapi Inget Kata - Katanya


Gue baru selesai denger podcast nya Adriano Qalbi yang baru di upload beberapa hari yang lalu. Dan untuk pertama kalinya Adriano Qalbi ngadain bintang tamu yang nggak terkenal sama sekali bahkan abis ngedenger wawancaranya selama satu jam pun gue masih nggak inget siapa nama bintang tamunya.

Dan di podcastnya kali ini ngebahas topik yang menarik banget untuk gue. Yaitu tentang " apa sih yang harus dilakuin sama hidup lo ", sebenernya tema aslinya tentang persenian gitu, tapi isinya lebih banyak tentang apa yang gue sebut tadi.

" Sadar ga sih, kita itu lahir dengan tangan yang menggenggam, dan meninggal dengan tangan yang membuka. Yang artinya kita hidup ini tentang melepaskan. " begitu kata bintang tamunya.

Wah, ketika gue ngedenger kata MELEPASKAN, gue bener - bener sumbringah lega kayak orang yang baru keluar dari toilet umum dan pas mau bayar, lupa kalo nggak bawa dompet, tapi pas ngerogoh saku ada uang receh yang pas banget jumlahnya untuk bayar.

Soalnya dulu tuh, gue ngerasa ilmu ikhlas/rela melepaskan gue tuh udah mantep banget. Sampe saking ikhlasnya, gue pernah bilang sama cewek yang gue suka kalo " aku suka sama kamu, tapi aku nggak maksa kamu untuk suka sama aku atau terus berada dideket aku, kalo kamu mau deket sama cowok lain atau pacaran sama cowok lain silahkan, aku nggak ngelarang, soalnya aku bisa ketemu kamu aja udah buat aku seneng ". Gila, ngerasa keren banget gue bisa bilang begitu, bahkan ketika dia nanya " kok kamu bisa bilang gitu ? ", gue jawab dengan sangat bangga " karena semakin aku suka sama sesuatu, semakin aku lepas ".

Tapi semakin kesini, ilmu ikhlas gue itu makin kendor. Terlebih kayaknya setelah gue mencetuskan " gue orang yang ikhlas " , cobaan gue tuh semakin banyak, eh, bukan.. AZAB gue tuh semakin banyak ( kalo gue bilang cobaan nanti gue sok suci lagi, cari aman aja ). Tapi beneran, hutang makin banyak, rumah pindah ke persawahan, sampe operator sim card gue nggak ngasih gratisan sms lagi. Dan karena gue ngerasa banyak yang hilang dari hidup gue, gue ngerasa " Harus ada input nih dalam hidup gue ", dan pemikiran itu yang membuat gue kembali nafsu dengan dunia.

Namun, setelah denger podcastnya Adriano Qabli ini gue kayak nemuin prinsip hidup gue yang ketimbun sama masalah. Gue ketemu lagi konsep hidup yang " Ngapain sih nyeselin masa lalu, untuk apa sih mikirin apa yang akan terjadi di masa depan ", atau tentang " Makin dikejer, makin menjauh ", dan masih banyak lagi konsep - konsep hidup yang menurut gue udah mantep banget untuk di install di hidup gue.

Ah.. senangnya...

Apalagi pas si bintang tamu bilang " Mungkin orang lain berfikir ' gimana caranya gue mendapatkan apa yang gue inginkan ', gue nggak nyalahin pemikiran itu, tapi gue berfikir bahwa dalam hidup ini kita harus belajar melepaskan, melepaskan hal yang kita inginkan, melepaskan apa yang selama ini menjadi beban pikiran, bahkan melepaskan orang yang kita sayang, karena hidup ini akan terasa berat jika kita berfokus pada apa yang tidak kita miliki ". kurang lebih begitu.

Dan gue setuju buangeet sama apa yang dibilang sama bintang tamu, karena menurut gue, ketika kita bisa melepaskan apa yang kita inginkan dari dunia ini, kita bisa nikmatin dunia dengan sangat powerfull tanpa takut kehilangan apapun.

Contoh :

Ketika gue kehilangan ilmu ikhlas gue kemaren, ketika yang komen postingan gue sedikit, gue ngerasa terbeban, " apakah tulisan gue nggak menarik, norak, ga lucu, atau jangan - jangan gue memang nggak bisa nulis ?? ", ngeblog gue jadi ada target dan nggak asik banget.

Dan sekarang, bodo amat, elu mau komen, mau enggak, terserah. gue bener - bener nikmatin apa itu sensasi ngeblog, curhat yang bener - bener melegakan hati :))

Eniwey, sorry ya kalo dua postingan gue baru - baru ini nggak ada jokenya, lagi pengen cerita biasa dulu ~

Tanggung Jawab Yang Kadang Ga Kejawab

Tanggung Jawab. Katanya kita harus benar - benar bertanggung jawab atas semua yang kita ucapkan baik sengaja atau pun tidak disengaja. Beberapa hari ini gue banyak banget dapet masukan dari orang - orang terdekat ( orang tua, teman, hanya teman ) tentang tanggung jawab. Karena, menurut mereka gue terlalu menyepelekan tanggung jawab bahkan menyepelekan segala hal. Dan setelah mendengar saran dari mereka, gue pun mengakui, gue terlalu menyepelekan, walaupun niat gue adalah ga mau ambil pusing dengan semua yang terjadi dalam hidup, karena gue yakin semua yang ada didunia sudah diatur oleh Sang Pencipta. Tapi orang lain menganggapnya sebagai penyepelean. Gue ga menyalahkan pendapat mereka, karena orang lain menilai dari apa yang kita lakukan bukan dari apa yang kita niatkan.

Dan karena penyepelean gue ini, gue mendapatkan akibatnya. Gue yang terlalu percaya diri bahwa bisnis konveksi gue akan dapat orderan banyak kemudian hari ini menggunakan uang modal untuk keperluan pribadi. Karena gue yakin, nanti akan ada orderan yang bisa menutupi uang modal yang sudah gue pakai. Namun, setelah batas waktu yang ditunggu, orderan yang gue harap tak kunjung datang. Konveksi tempat gue produksi barang pun sudah kehabisan sabar dengan kata " nanti " gue. Yang berujung pada motor gue yang ditahannya untuk jaminan hutang. Dan jika uang modal yang gue gunakan sudah bisa dikembalikan, motor gue bisa diambil lagi. Intinya, gue punya hutang yang belom bisa dibayar, jadi motor gue ditahan sama yang ngutangin, kalo gue udah bisa bayar, baru motor dibalikin. Dengan berat hati gue harus menerima.

Mama gue bener - bener marah dengan apa yang terjadi. Berkali - kali mama nanya dipake apa uang itu. Dan berkali - kali juga gue jelasin kalo duit itu gue gunakan untuk keperluan yang memang penting, bukan untuk foya - foya. Ujung cerita dari curhatan gue ke mama tentang masalah ini adalah Mama nyuruh gue untuk menyelesaikan masalah gue sendiri dan berhenti dari bisnis konveksi, belajarlah Bertanggung Jawab !

Gue terus berfikir setelah itu. Apa yang harus gue lakukan ?
Terlebih setelah gue berenti dari bisnis konveksi ini, Gue terus berfikir, sambil duduk di atas tangga gelam bekas bangun rumah. Angin terus berhembus membantu mendinginkan kepala yang terus berfikir sejak pagi. Pemandangan halaman rumah yang masih persawahan kering pun cukup membantu mengalihkan fikiran orang tentang gue yang sedang stress menjadi gue yang sedang menikmati pemandangan.

Tak lama kemudian, ada bbm masuk dari Bintang " Jar, malem ini jangan lupa latihan ! ".

Nyaris gue lupa dengan acara komunitas gue besok. Makasih Bintang, sudah mengingatkan.
Besok komunitas gue ngadain acara stand up comedy yang mana gue nampil untuk improve comedy di acara tersebut.

" Sorry Tang, kayaknya gue hari ini ga bisa ikut latihan karena gue ga ada motor untuk keluar rumah ". jawab Gue ke Bintang.

" Duh, lo kan udah dikasih tanggung jawab, ga enak lah sama temen - temen lain ".

Tanggung jawab. kata itu yang bikin gue bener - bener berapi !
Gue mulai kesel, dimata orang gue selalu ga bertanggung jawab. Padahal menurut gue, gue selalu mencoba bertanggung jawab dengan apa yang gue ucapkan dan lakukan. Cuma situasi dan kondisinya aja yang sering ga mendukung. Kayak acara stand up comedy ini, gue bukannya nggak mau latihan, tapi karena emang gue ga bisa keluar rumah tanpa kendaraan, karena jarak dari rumah dan tempat latihan itu terlalu jauh. bahkan untuk naik angkutan umum aja bisa dua jam. Dan juga tentang uang modal yang gue pake, menurut gue, gue ga sepenuhnya salah dengan apa yang gue lakuin, karena menurut gue uang yang gue pake itu untuk keperluan penting yang ga bisa gue jelasin sepenting apa hal tersebut, tapi gue yakin itu penting !

Dan kali ini, tentang latihan acara besok, gue nggak mau dibilang ga bertanggung jawab lagi.
Gue bakal dateng latihan !

Gue turun dari tangga tempat gue berfikir, izin ke orangtua untuk nginep tempat kawan sampe dua hari kedepan. dan minjem sepeda kakek yang ga terlalu jauh dari rumah. Kemudian berangkat !

Gue ngegowes sepeda dengan perasaan berapi, gue ga kesel dengan siapapun, gue kesel, dan ga tau siapa yang harus disalahkan. gue lewatin Universitas Muhammadiyah Palembang, keadaan saat itu malam, gue lewatin lagi Ampera, terus gue gowes sepeda itu dengan semangatnya, jejeran penjual martabak dan pembelinya yang terlihat ga sabaran pun gue lewati. Sampai akhirnya gue sampe ke tempat latihan dengan keringat yang sebisa mungkin gue tahan walaupun percuma.

Latihan selesai, malam itu gue nginep dirumah kak Dodot yang lumayan jauh juga dari tempat latihan, Namun untungnya gue di " setep " sama motor, jadi gue ga perlu capek untuk kerumah kak Dodot. Gue nggak sendirian nginep dirumah kak Dodot. Karena ada kawan - kawan dari komunitas Stand Up Indo Lampung yang pengen nonton acara juga nginep dirumah kak Dodot.

Sesampainya dirumah kak Dodot, teman - teman yang lain mulai merebahkan diri sambil berbagi cerita dan pengalaman tentang stand up comedy. Sementara gue sibuk dengan pemikiran tentang " Tanggung Jawab ".

" Gimana motor ? " tanya kak Dodot berbisik ketika yang lain sedang berbincang,

Baydeway, kawan - kawan komunitas gue udah pada tau tentang masalah ini karena Bintang yang cerita, dasar ember kau Bintang !

" Masih kak, kalo udah balik mah ngapain gue naik sepeda "

Kak Dodot tertawa sambil bilang " Banyaknya masalah kau ini ".

Tapi gue sadar, gue ga seharusnya berfikir tentang tanggung jawab terus. Besok adalah acara senang - senangnya komunitas gue. Jadi gue harus menyimpan dulu masalah gue dan berfokus untuk bersenang - senang besok.

Keesokan harinya,
Gue bantu beres - beres slide yang bakal ditayangin ketika acara. Setelah itu gue lanjut latihan sama teman - teman yang bakal improve comedy. Gue hari ini harus benar - benar fokus dengan acara.

Acara dimulai, satu per satu penampil tampil dan meraup tawa yang sangat banyak dari empat ratus lebih penonton yang datang. Hingga giliran gue dan teman - teman improve comedy tampil. Ketika diatas panggung, gue liat wajah - wajah penonton yang tertawa, teman - teman gue yang begitu bersemangat mensukseskan acara ini, teman - teman improve, penampil, dan tim sukses, mereka semua menyadarkan gue bahwa tanggung jawab bukan cuma tentang tekanan dan hak orang lain, tapi juga tentang kepuasan setelahnya. Memang tampaknya menekan pikiran bahkan diri, namun setelah tanggung jawab itu terlaksana, betapa bahagianya.

Acara selesai, gue dan temen - temen melanjutkan bersenang - senang sambil menemani bintang tamu menikmati pemandangan Ampera di Benteng Kuto Besak. Disana kami makan mie tek-tek sambil membahas hal - hal lucu dan menyenangkan yang terjadi ketika acara tadi.

" Teman - teman " kak Arul memanggil kami " ngobrol - ngobrol dulu yuk ",
Kami pun merapat, piring yang sudah kosong mulai kami pinggirkan.

" Nah, gaes.. " lanjut kak Arul " mumpung guest star kita presiden Stand Up Indo, Awwe, ada yang mau ditanyain ga ? ".

Semua diam, biasa, malu - malu kucing.

" Bang .. " Kak Fadhlan memecah keheningan " Aku mau nanya, kan kita nih kalo nyari materi stand up sering mentok, bingung ga ketemu - temu, tapi pengen punya materi baru, itu gimana bang ? "

" Jangan dipaksain " Jawab bang Awwe " Nyari materi itu bukan nongkrongin kertas kosong trus dipikirin, bukan. Udah lo hidup aja kayak biasa, nanti kalo lo nemu hal yang aneh atau hal yang lo resahin baru lo jadiin materi, bisa sih nyari materi dengan cara duduk mikir didepan kertas, tapi biasanya hasilnya kurang bagus. Mendingan lo hidup aja. Hidup kayak biasa, kalo lo mau kerja, kerja.. kuliah ya kuliah.. nganggur ya nganggur.. nanti dapet sendiri kok, jangan dipusingin. Hidup aja kayak biasa ".

" Ada lagi yang mau nanya ? " kata kak Arul kayak tukang bakso nanya -mau pake cabe ga ?-.

Suasana kembali hening.

" Oh iya, satu lagi..  " lanjut bang Awwe " Kalian di komunitas ini seneng seneng ya, kalo kalian capek sama kegiatan sehari - hari, atau lagi pusing sama kerjaan, kalian ke komunitas ini aja, pokoknya kalian seneng - seneng aja deh di komunitas ini, masalah dapet job, masuk tv atau menang kompetisi itu mah bonus, yang penting kalian seneng - seneng ".

" Ada lagi ga yang mau nanya, mumpung ada bang Awwe nih ? " kata kak Arul kayak tukang bakso nanya -ada yang mau nambah cabe ga, mumpung gue bawa cabe satu gerobak ?-

Namun suasana hening kembali, menandakan tidak ada lagi yang ingin ditanyakan. Dan setelah kami ngobrol cukup lama tentang dunia stand up di kota lain, kami pun pulang untuk istirahat.

Dan gue diajak bang Ganda untuk nginep di hotel bareng Awwe dan Denny Gitong supaya bisa ngobrol lebih banyak.

" Tapi sepeda aku di rumah kak Dodot bang " Kata gue ke bang Ganda ketika kami di perjalanan menggunakan motor.

" Gampang, besok aja kita kerumah Dodot "

gue pun mengiyakan. Sesampainya di kamar hotel gue ngerasa ngantuk banget, Kayaknya pikiran dan kegiatan hari ini ngebuat mata gue cepet - cepet pengen nutup. Dan benar saja, setelah gue masuk kamar berisi dua kasur, lepas sepatu dan  merebahkan diri di kasur, gue langsung tertidur, meninggalkan bang Ganda dan kak Iqbal yang ngobrol di kasur sebelah.

Pagi tiba, gue kayaknya nggak mimpi apa - apa malem itu, tivi mengeluarkan suara perlahan, mungkin volumenya 4, gue lihat jam dan sudah pukul 08.29, gue liat kasur sebelah cuma ada kak Juju, dan kenapa bang Ganda dan kak Iqbal berubah jadi kak Juju pun gue nggak tau. Tak lama bang Ganda masuk.

" Bang " Panggil gue dengan suara serak bangun tidur " Anterin kerumah kak Dodot bang ".

" Duh Jar, abang ditungguin orang rumah ini, harus cepet - cepet pulang " jawab bang Ganda buat gue kecewa sepagi itu " Kalo ga kamu bareng Juju tuh, maaf banget ya Jar ". Kemudian bang Ganda pun pergi setelah mengambil tas ranselnya.

Gue coba bangunin kak Juju, tapi nggak bangun - bangun. Mungkin dia baru tidur tadi subuh.
Sambil nunggu kak Juju bangun gue nonton tivi dengan volume suara yang masih 4.
Setengah jam setelah itu FajarRaisa masuk kamar,

" Jar, bang Awwe sama Denny Gitong mau balik tuh.. mau salaman ga lo ? " kata FajarRaisa setelah melihat keadaan kamar dan kak Juju.

Gue pun menghampiri kedua orang tersebut mengucapkan terimakasih dan balik lagi ke kamar.
Gue mulai kesel nunggu kak Juju ga bangun - bangun. Jadi gue bangunin dengan cara yang agak sporadis, gue goyang - goyangin badannya sekuat tenaga.

" Oy kak ! Bangun ! "

kemudian dia pun bangun.

" Wah, jam berapa nih Jar ? " tanya kak Juju,

" Jam sembilan kurang "

" Mana yang lain ? "

" Ga tau "

Setelah mengumpulkan nyawa dengan guling - gulingan selama lima menit kak Juju ngajak gue ke kamar lain yang ternyata ada kak Iqbal disana.

" Kalian sudah sarapan ? " Tanya kak Iqbal.

" Belom "

" Ya udah sarapan sana dibawah, mumpung belom diberesin "

Gue dan kak Juju pun bergegas ke lantai dua untuk sarapan. Dengan rambut acak - acakan khas orang bangun tidur gue sama kak Juju ngambil piring dan mulai memilih makanan apa yang paling enak sebelum kembali menghadapi dunia penuh tanggung jawab ini.

" Jar " Kata kak Juju sambil menyiduk ayam kecap " Mumpung gratis dan kamar juga yang bayar kak Arul, kita makan banyak - banyak disini ".

Gue tertawa berbisik. Kemudian ngambil nasi goreng sebanyak yang gue bisa. Tapi yang gue heran kak Juju cuma ngambil nasi sedikit.

Setelah makanan siap kami pun mencari meja kosong.

" Kak, katanya tadi mau makan banyak, kok ngambilnya dikit ? " tanya gue setelah kami duduk.

" Biar bisa ngambil makanan yang lain "

wah, bener juga kak Juju, gue ga kepikiran kesitu. Tanpa berfikir lagi kami melahap makanan gratis yang enak itu dengan cepat, Setelah kami selesai, kak Juju lanjut mengambil BUBUR AYAM. luarbiasa perut kak Juju, mungkin perutnya sebesar gerobak bakso ya.

" Mau juga Jar ? " kak Juju menawarkan.

Gue menggeleng.

" Udah nggak usah malu, masa bodo aja, lagian nggak ada yang kenal sama kita " lanjut kak Juju " di pojok ada roti tuh, kalo lo mau "

Setelah tertawa kecil gue pun mengambil roti tawar isi mesis.

Kami kembali ke kamar, merebahkan diri setelah makan seperti cicak ketemu sarang nyamuk, walaupun gue belom pernah ngeliat bentuk sarang nyamuk, tapi kurang lebih seperti itulah.

Singkat cerita gue sampe dirumah kak Dodot dan pulang dengan sepeda gaul milik kakek gue. Bersiap bersepeda selama dua jam lebih.

Akhirnya tanggung jawab gue yang satu ini selesai. Di perjalanan gue seperti kembali menyetel ulang apa yang telah gue jalani dua hari ini. Apalagi kata - kata bang Awwe.

" Udah, jangan lo paksain.. hidup kayak biasa aja, nanti ketemu sendiri ".

Mungkin kata - kata bang Awwe bisa gue terapin untuk gue yang dari kemaren terus nyari cara ngebalikin motor gue yang ditahan konveksi.

Dan entah kenapa, gue pun terpikir cara kak Juju ngambil makan sarapan pagi tadi. Sedikit dulu, sisakan untuk menu yang lain. Gue pikir, kita boleh saja kemaruk untuk mendapatkan segala hal, tapi kita kadang lupa membagi setiap hal apa yang mau kita dapat.

Tak lama ketika gue sedang menikmati perjalanan pulang. Sepeda kakek gue putus rante, putus ! bukan lepas. dan perjalanan masih sangat jauh ( di makam pahlawan Palembang, sementara rumah gue di plaju ujung ). Dan dengan terpaksa.. eh, bukan.. bukan.. dengan ikhlas, gue pulang jalan kaki. Ah, mungkin ini lagi kena fase kurang beruntung aja. waktu pasti berlalu.

Dan untuk tanggung jawab, saran gue kalo kita belom bisa sepenuhnya bertanggung jawab, jangan lupa masih ada kata " maaf " di dunia ini. dan jangan kebanyakan menyalahkan diri sendiri. teruslah hidup, seperti biasanya.

Improve Comedy StandUpPLG :
PAHA ONTA
( Pemuda Harapan Orangtua dan Tetangga )

Kelanjutan tentang motor gue, beberapa hari sebelum gue ngeposting ini motor gue udah balik kok, alhamdulillah :) 


tapArrowSikonyols